Pagi itu, lini masa media sosial dibanjiri kabar duka: Gustiwiw, selebgram yang dikenal dengan konten jenaka, inspiratif, dan penuh gaya, dikabarkan telah meninggal dunia. Tak butuh waktu lama, kabar ini menjadi trending. Unggahan duka dan foto kenangan dengan tagar #RestInPeaceGustiwiw mendominasi berbagai platform.
Namun di balik kabar itu, publik bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana seseorang yang tampak sehat, ceria, dan aktif bisa pergi begitu cepat?
Sang ibunda, yang masih dalam kondisi terpukul, akhirnya memberikan pernyataan resmi yang membuka tabir tragedi ini. Dengan suara bergetar, beliau menjelaskan kronologi secara lengkap. Cerita ini bukan sekadar kisah kehilangan, tapi juga refleksi tentang kehidupan, kesehatan mental, dan makna waktu yang sering kita abaikan.

BAB 2: Sosok Gustiwiw di Mata Keluarga dan Publik
Gustiwiw—yang memiliki nama asli Gusti Widiastuti Wibowo—adalah sosok yang mencuri perhatian dengan kepribadian ceria dan penampilannya yang selalu modis. Bagi publik, ia adalah content creator yang menyebarkan tawa dan motivasi. Tapi bagi keluarganya, ia adalah anak yang hangat, penuh cinta, dan bertanggung jawab.
Lahir dari keluarga sederhana di Yogyakarta, Gustiwiw meniti karier dari bawah. Ia memulai sebagai pelayan toko kosmetik, lalu beralih menjadi model freelance, dan akhirnya menekuni dunia content creation. Ketekunan dan keautentikannya membuat Gustiwiw meraih popularitas besar di TikTok dan Instagram.
Salah satu hal yang membuatnya dicintai adalah kemampuannya berbagi realita hidup dengan jujur. Ia tak ragu menunjukkan sisi rapuhnya, termasuk perjuangan melawan overthinking dan tekanan sosial. Inilah yang membuat para pengikutnya merasa dekat dan terhubung secara emosional.
BAB 3: Kronologi Pagi Itu — Penemuan Tragis di Kamar Mandi
Pernyataan ibunda Gustiwiw menjadi momen paling emosional dari seluruh tragedi ini. Dalam wawancara di depan awak media, beliau mengungkap detail menyayat hati:
“Pagi itu saya kira anak saya sedang mandi agak lama, biasa. Dia memang suka berlama-lama karena katanya momen itu yang paling tenang. Tapi saya mulai curiga saat tidak ada suara air atau gerakan.”
Ibunda Gustiwiw mencoba memanggilnya, namun tak ada respons. Dengan rasa khawatir yang meningkat, ia meminta bantuan keponakan untuk mendobrak pintu kamar mandi. Di sanalah mereka menemukan Gustiwiw dalam posisi terduduk, tidak bergerak, dengan kulit yang sudah mulai pucat.
“Saya langsung pegang tangannya. Dingin. Nggak ada denyut nadinya… Saya panggil-panggil namanya, tapi dia diam saja. Waktu itu saya hanya bisa menangis dan berdoa, semoga masih bisa tertolong.”
Gustiwiw segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun setelah serangkaian tindakan medis, dokter menyatakan bahwa nyawanya tidak bisa diselamatkan. Denyut nadi sudah tak terdeteksi sejak sebelum sampai rumah sakit.
BAB 4: Dugaan Serangan Jantung dan Keletihan Fisik
Meskipun hingga kini belum ada pernyataan medis resmi yang merinci penyebab pasti kematian Gustiwiw, pihak keluarga mengisyaratkan adanya serangan jantung mendadak atau kelelahan ekstrem sebagai penyebab.
Gustiwiw diketahui bekerja sangat keras dalam beberapa bulan terakhir. Ia sibuk memenuhi berbagai kontrak kerja sama, syuting konten, mengelola bisnis kecilnya, serta menghadiri acara komunitas. Bahkan, beberapa hari sebelum kepergian, ia sempat mengeluh kelelahan dan pusing.
“Dia sempat bilang, ‘Bu, aku capek banget, kayak nggak punya waktu tidur’. Tapi saya pikir itu wajar, karena dia memang sedang banyak job.”
Sayangnya, keluhan itu tak dianggap sebagai alarm yang serius. Banyak content creator memang terbiasa hidup dalam tekanan, dan Gustiwiw salah satunya. Ia kerap menyembunyikan rasa lelahnya di balik senyum dan candaan khasnya di media sosial.

BAB 5: Reaksi Teman Selebgram dan Para Pengikut
Kabar meninggalnya Gustiwiw menyebar cepat. Para teman sesama content creator, selebriti, hingga publik figur dari berbagai kalangan mengunggah ucapan duka dan kenangan mereka bersama almarhumah.
Selebgram Aulia Sarah, sahabat dekat Gustiwiw, menuliskan:
“Wiww… kenapa cepet banget? Kita baru bahas mau liburan bareng minggu depan… Semoga kamu tenang di sana. Aku akan jaga kenangan kita.”
Banyak yang mengaku masih tidak percaya karena Gustiwiw sempat mengunggah konten lucu hanya dua hari sebelum wafat. Bahkan beberapa pengikut mengira kabar ini adalah hoaks hingga akhirnya dikonfirmasi oleh keluarga.
BAB 6: Proses Pemakaman dan Suasana Duka
Jenazah Gustiwiw disemayamkan di rumah duka di Yogyakarta dan dimakamkan pada sore harinya, sesuai permintaan keluarga. Ribuan penggemar dan warga sekitar ikut mengiringi kepergian sang bintang media sosial itu dengan isak tangis dan doa.
Mereka membawa bunga, poster, hingga lilin sebagai bentuk penghormatan terakhir. Banyak yang datang mengenakan pakaian berwarna pastel—warna kesukaan Gustiwiw. Di lokasi pemakaman, terdengar lantunan doa yang mengiringi proses penurunan jenazah.
Ibunda Gustiwiw tampak tegar meski air matanya tak bisa dibendung. Ia memeluk foto anaknya sambil berbisik:
“Selamat jalan, Nak. Terima kasih sudah membahagiakan Ibu. Istirahat yang tenang, ya.”
BAB 7: Jejak Digital dan Legacy Gustiwiw
Kepergian Gustiwiw menyisakan duka, namun juga meninggalkan jejak digital yang menginspirasi. Akun media sosialnya masih ramai dikunjungi. Banyak netizen membagikan ulang video-videonya sebagai bentuk penghormatan.
Beberapa konten terakhirnya bahkan dianggap “pamitan tersembunyi” karena berisi pesan-pesan spiritual dan reflektif. Salah satunya adalah video dengan kutipan:
“Kalau suatu hari aku hilang dari dunia ini, tolong ingat aku sebagai orang yang pernah membuatmu tersenyum.”
Kata-kata itu kini menjadi kutipan yang beredar luas, menciptakan ruang duka bersama yang menghangatkan sekaligus menyayat.
BAB 8: Peringatan Kesehatan Mental dan Kelelahan
Tragedi Gustiwiw memunculkan kembali diskusi publik tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik di tengah tuntutan dunia digital. Banyak content creator mengaku ikut merasakan tekanan yang sama: harus tampil bahagia, produktif, dan konsisten.
Psikolog klinis dr. Rahma Ningsih mengatakan:
“Content creator rentan mengalami burnout, fatigue mental, dan tekanan eksistensial. Kita harus mulai mengedukasi pentingnya istirahat dan membangun batas sehat antara dunia maya dan realita.”
Kini, sejumlah komunitas content creator mulai menggalakkan kampanye #JedaDulu—sebuah gerakan untuk mendorong jeda dari aktivitas media sosial demi menjaga kesehatan diri.
BAB 9: Dukungan Netizen dan Gerakan Solidaritas
Selain ucapan duka, para penggemar dan followers Gustiwiw menciptakan ruang solidaritas. Beberapa akun fanbase menggalang dana untuk membangun taman doa kecil di kampung halaman almarhumah, serta membuat kompilasi video tribute.
Tak sedikit pula yang mulai menulis tentang pengalaman pribadi mereka yang terbantu oleh konten-konten Gustiwiw, mulai dari menghadapi tekanan hidup, masalah keluarga, hingga kecemasan sosial.
Seorang pengikut menulis:
“Dia tidak tahu, tapi videonya membantu aku keluar dari pikiran buruk. Dia pahlawan yang tidak pernah sadar telah menyelamatkan banyak orang.”

BAB 10: Penutup – Selamat Jalan, Gustiwiw
Kepergian Gustiwiw bukan hanya kehilangan seorang content creator, tapi hilangnya cahaya kecil yang menerangi banyak orang lewat caranya sendiri. Ia hadir di dunia maya dengan kejujuran, tawa, dan ketulusan yang jarang ditemukan.
Ibunda Gustiwiw mengakhiri pernyataannya dengan kalimat:
“Kalau boleh memilih, saya ingin mendengar tawa dia sekali lagi. Tapi Tuhan lebih sayang, mungkin karena tawa itu sudah cukup menyinari banyak hati.”
Selamat jalan, Gustiwiw. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan banyak orang. Semoga engkau beristirahat dalam damai, dan jejakmu tetap hidup dalam kenangan yang penuh cinta.